Sabtu, 18 Agustus 2012
MOZAIK ISLAM : Preman Ka'bah: Dari fenomena Religionomic ke Religiocriminalistic
Kegembiraan dan sukacita yang dirasakan Choirul dan Upar karena keberhasilan mencium Hajar Aswad ternyata berubah dalam hitungan detik. Sebab baru berjalan beberapa langkah, mereka sudah didatangi kawanan anak-2 yang meminta imbalan jasa mereka membantu mereka mencium hajar Aswad. Saat dikasi uang 20 real, anak-2 itu marah. Mereka minta 200 real yang setara dengan 515.000 rupiah. Karena belum juga memberi 200 real sesuai permintaan, anak-2 itu manggil pemimpin mereka yg dengan galak menghardik Choirul dan Upar dengan ancaman akan melaporkan mereka kepada askar dan mencaci maki.
Tak tahan ditekan dan dimaki, Upar yg berdarah Batak itu ganti menghardik yg dengan cepat menarik perhatian askar penjaga Masjidil Haram. Ternyata, anak-2 Indonesia yg dikenal sebagai preman Ka'bah itu sudah menghilang. Sambil terheran-heran Choirul dan Upar menceritakan pengalaman menjengkelkan dipalak orang sebangsa sendiri di Ka'bah. Dan ternyata, praktek premanisme di Hajar Aswad itu sudah bukan rahasia bagi para TKI dan jama'ah umroh serta haji asal Indonesia. Subhanallah, anak-anak sebangsaku benar-2 sudah memasuki era global dengan tidak saja menjadi religionomic sebagai keniscayaan dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi, melainkan telah mengembangkan pula fenomena religiocriminalistic yang justru belum berkembang luas di era global. Hebat sekali orang Indonesia!
MOZAIK ISLAM : Preman Ka'bah: Dari fenomena Religionomic ke Religiocriminalistic
0 komentar:
Posting Komentar