1. Masjid Qubbah As Sakhrah / Dome of the Rock di Yerusalem, Palestina
Masjid Qubbah As Sakhrah atau di kenal dengan Dome of the Rock
dibangun pada sekitar tahun 690M oleh Abdul Malik bin Marwan yang
merupakan salah seorang raja dalam bani Umayah dan kemudian diikuti
dengan pembangunan Masjidil Aqsa yang selesai pada tahun 710M. Masjid
ini dahulu, di anggap sebagai masjid Al Aqsa. Sebahagian orang juga
menganggap bangunan ini bukanlah masjid melainkan hanya tumpukan batu
besar.
2. Masjid Al-Askari di Samarra, Irak
Masjid Al-Askari merupakan masjid syiah yang di bangun pada tahun 944
M. Masjid ini terletak di kota Samarra, Irak. Namun sayangnya masjid
ini hancur pada bulan Februari 2006 akibat tidak langsung dari
pencerobohan Amerika Syarikat ke Irak.
3. Masjid Suneri, Lahore, Pakistan
Masjid Suneri memiliki 3 kubah emas. Satu kubah utama, 2 lainnya di
sisi kanan dan kiri. Masjid ini didirikan oleh Nawab Syed Bhikari Khan,
anak Wakil Gubernur Lahore pada tahun 1753 M.
4. Masjid Jame’ Asr atau Masjid Bandar Seri Begawan di Brunei
Masjid yang merupakan bagian dari kompleks Istana Bolkiah didirikan
pada pertengahan tahun 1980-an untuk memperingati 25 tahun Sultan
Hassanal Bolkiah berkuasa. Masjid ini memiliki 29 kubah yang terbuat
dari emas murni 24 karat. Bangunan yang terletak di tengah taman yang
asri ini mempunyai luas hampir 2 hektar lebih. Keseluruhan kawasan
masjid ini dipagari dengan kisi-kisi besi dengan panjang kira-kira 1.082
km. Terdapat lima pintu masuk ke lokasi ini, disamping dua pintu khusus
untuk keluarga kerajaan dan tamu negara. Masjid ini memiliki 4 menara
yang masing-masing tingginya 189 kaki, dimana ada sekitar 297 anak
tangga pada setiap menara tersebut. Melalui menara ini, pengunjung bisa
melihat pemandangan sekitar masjid dan juga pemandangan Bandar Seri
Begawan dan Kampong Ayer.
5. Masjid Sultan Singapura
Tahun 1928, begitu mendapat wang dari Kongsi Dagang Inggeris sebanyak
SGD 3000, Sultan Singapura langsung merenovasi sebuah masjid yang ada
di kawasan Little India. Perubahan antara lain juga dengan mengganti
kubah lama dengan kubah emas. Masjid ini segera menjadi masjid terbesar
di Singapura, dari sekitar 80-an masjid yang ada.
Lain halnya di Singapura. Seberapa pun besar masjid dibangun di sini,
tak 1 dB-pun bunyi adzan boleh dilantunkan. “Menganggu ketenangan,”
kata seseorang. Meski muslim perlu pengingat solat yang unik seperti
adzan, tapi kerana pemerintah tidak memahami kepentingan “adzan” maka
adzan dilarang bunyi. Kerana minoriti maka muslim di Singapura diam
saja. Diam juga pilihan dan mereka membunyikan adzan lewat speaker dalam
ruangan masjid saja: tak sampai keluar.
Satu-satunya (mungkin) masjid yang boleh membunyikan adzan adalah
masjid Sultan di sekitar Arab Street. Masjid Sultan adalah masjid tertua
kedua di Singapura dan dikategorikan national heritage. Oleh sebab itu, ia mendapat perkecualian.
6. Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin Brunei
Brunei memiliki 2 masjid yang berkubah emas. Masjid Sultan Omar Ali
Saifuddin adalah yang didirikan pertama kali. Mulai digunakan tahun
1958, masjid ini terletak di tengah danau buatan yang bersih. Kubahnya
terbuat dari emas 24 karat. Biaya pembangunannya menghabiskan USD 5
juta. Pada zamannya, Masjid Sultan Omar Ali diperhitungkan sebagai salah
satu bangunan terindah di dunia.
7. Masjid Dian Al Mahri di Depok, Indonesia
Masjid dengan kubah emas yang terbaru adalah Masjid Dian Al Mahri
yang letaknya di Depok, Jawa Barat, tepatnya di Jalan Meruyung,
Kelurahan Limo, Kecamatan Cinere, Depok. Masjid ini mulai di bangun pada
tahun 1999, dan di rasmikan pada bulan April tahun 2006. Masjid ini
merupakan milik peribadi dari Hajjah (Hj) Dian Djurian Maimun Al-Rasyid,
seorang pengusaha dari Serang, Banten dan pemilik Islamic Center
Yayasan Dian Al-Mahri.
Masjid ini luas bangunannya mencapai 8.000 meter persegi dan berdiri
di atas lahan seluas 70 hektare. Secara umum, senibina masjid mengikuti
tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret
(menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan
dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, untuk memperkuat ciri
keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya adalah gerbang masuk berupa
portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen.
Halaman dalam berukuran 45 x 57 meter dan mampu menampung 8.000
jemaah. Enam menara (minaret) berbentuk segi enam, yang melambangkan
rukun iman, menjulang setinggi 40 meter. Keenam menara itu dibalut batu
granit abu-abu yang diimpor dari Italia dengan ornamen melingkar. Pada
puncaknya terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat. Sedangkan
kubahnya mengacu pada bentuk kubah yang banyak digunakan masjid-masjid
di Persia dan India. Lima kubah melambangkan rukun Islam, seluruhnya
dibalut mozaik berlapis emas 24 karat yang materialnya diimport dari
Italia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar